Catatan Pasca Update ke Plasma 6
Sudah bertahun-tahun saya menggunakan KDE sebagai lingkungan desktop di Debian Sid. Salah satu alasannya tentu karena desktop ini sangat nyaman untuk digunakan sehari-hari. Sebagai trivia, KDE adalah lingkungan desktop yang pertama banget saya kenal dan pakai saat menggunakan Linux bertahun-tahun silam melalui distro SLAX dan Mandriva, saat itu masih KDE versi 3 dan transisi ke KDE 4. Tulisan ini saya buat sebagai catatan yang barangkali sedang atau akan upgrade dari versi KDE Plasma 5 ke KDE Plasma 6.
Sebelum Memutuskan Upgrade
Pastikan kamu tidak sedang dikejar tenggat atau lagi banyak kerjaan yang menumpuk. Karena update versi mayor semacam ini tidak ada jaminan 100% akan langsung mulus. Hal ini juga yang saya alami dan akan saya bagikan lewat tulisan ini. Pastikan juga koneksi dan listrik aman, agar proses tidak berhenti di tengah jalan dan berakibat kegagalan sistem. Selain itu, selalu siapkan rencana cadangan jika sewaktu-waktu hal buruk terjadi.
Hal Aneh Setelah Update
Hal pertama yang saya rasakan setelah proses upgrade berhasil, tentu saja berdecak kagum. PLASMA 6 Cakep euy! Salah satu fitur baru yang saya suka adalah dukungan HDR pada monitor. Meski masih experimental, namun fitur ini sudah cukup oke untuk memaksimalkan fitur monitor yang selama ini nggak bisa digunakan secara penuh. Selain itu, transisi dari efek-efek kwin juga semakin mulus. Salah satu fitur yang tidak saya duga adalah fitur pencari kursor. Untuk pengguna multimonitor atau layar ultrawide, sesekali setelah mengetik panjang saya biasana perlu beberapa detik untuk menemukan di mana posisi kursor saya. Nah di Plasma 6 ini jika tetikus digoyang cepat, ikon kursor akan menjadi semakin besar dan besar selama 1-2 detik. Simpel, tapi menarik. Mirip-mirip di beberapa sistem operasi yang menggunakan tombol tertentu untuk membuat sonar di titik lokasi kursor.
Tiba-tiba Semua Launcher Lenyap
Yeps, semua ikon peluncur aplikasi hilang. Dicek di menu peluncur juga kosong. Di Panel juga kosong. Diklik pun muncul keterangan, eksekutabel tidak ditemukan. Panik nggak? Banget lah, kirain semua appsnya lenyap. Ah rupanya ini memang known issue, solusinya sangat mudah cukup jalanin kbuildsycoca6 --noincremental
di terminal konsole dan cling, semua ikon peluncur kembali seperti sedia kala.
Konsol di Dolphin Tidak Dapat Diakses
Terminal Konsole di manajer berkas adalah salah satu mode kerja favorit saya, karena saya bisa akses cepat ke terminal untuk melakukan banyak hal di sana secara praktis tanpa harus membuka jendela monitor baru. Setelah upgrade ke Plasma 6 saat pertama kali saya buka dolphin, muncul keterangan kalau konsole belum terpasang dan ngga bisa diakses. Fyuh. Rupanya selama proses tadi antara konsole-kpart
tidak ikut terupdate. Setelah dipasang ke versi terbaru, ya beres lagi. Tampilan Dolphin di versi ini lebih enak dilihat, btw.
Tingkah Aneh Panel Versi Terbaru
Sebagaimana yang sering saya bagikan, saya menggunakan dua panel di sisi atas pada desktop untuk meletakkan window button, window titile, global menu, serta beberapa systray. Di Plasma 6 mode ini hanya dapat diaktifkan jika panel tidak diset ke mode always visible. Alhasil, jika ingin mempertahankan tampilan ini, jika jendela aplikasi dalam mode penuh maka panel akan autohide. Beberapa widget seperti window button dan window title juga perlu dibuild ulang agar kompatibel dengan Plasma 6.
Satu hal lagi terkait panel, setelah upgrade ke versi ini, akhirnya saya pun benar-benar sayonara dengan Latte-dock, karena selain sudah mulai tidak mendapatkan update, Latte-dock ini juga tidak memiliki kompatibilitas yang baik dengan Plasma 6.
Migrasi Konteks Menu
Satu hal lagi yang saya sukai di Dolphin adalah kemudahan dalam membuat konteks menu. Untuk yang belum tahu, konteks menu adalah menu yang muncul saat kita melakukan klik kanan. Daftar menu bisa bervariatif sesuai dengan tipe berkas yang dipilih dan posisi kursor saat mengeklik. Contoh di bawah ini, saat saya melakukan klik kanan pada berkas audio, akan muncul menu kustom seratin untuk membuat subtitle dari berkas video tersebut tanpa harus membuka aplikasi atau menjalankan perintah di terminal
Di Plasma 5, jika kita ingin membuat konteks menu baru, biasanya cukup dengan menambahkan berkas tipe desktop ke direktori /usr/share/kservices5/ServiceMenus/
atau ~/.local/share/kservices5/ServiceMenus/
. Nah lokasi ini akhirnya diubah agar ke depannya lebih konsisten dan tidak lagi terikat dengn nomor versi, yakni di /usr/share/kio/servicemenus/
dan ~/.local/share/kio/servicemenus/
. Sebelum berkas-berkas desktop di direktori ServiceMenus saya pindah, tidak ada satupun menu konteks kustom buatan saya muncul di manajer berkas dolphin. Namun setelah dipindah, jreng, semua menu konteks kembali muncul seperti sediakala. Ah iya, pastikan untuk memberikan akses executable (chmod +x) pada semua berkas desktop di direktori servicemenus.
Di Plasma 6 ada fitur baru di menu konteks yakni ekstrak dan hapus. Sebagaimana namanya, menu ini digunakan untuk mengekstrak berkas arsip dan menghapus berkas arsip setelah proses ekstrak selesai. Hmmm, saya rasa ini fitur bukan untuk saya sih :")
Saya termasuk yang selalu jaga-jaga menyimpan berkas arsip meskipun sudah diekstrak. Oleh karena itu, saya lebih memilih mempertahankan menu kompres dan ekstrak dari Ark.
Tema SDDM Nyangkut
Untuk hal ini saya belum ketemu solusinya. Jadi sampai hari ini, tema SDDM hanya bisa aktif jika itu dipasang dari repositori. Selain itu selalu fallback ke tema SDDM debian. Untungnya sih SDDM bawaan plasma 6 udah cakep, tinggal diset ulang gambar latarnya udah keliatan ok. Jadi setidaknya untuk saya pribadi ini bukan hal mengganggu penggunaan sehari-hari.
Di Luar Itu Semua
Saya menemukan hal keren lain di Plasma terbaru ini adalah fitur pengelolaan kecerahaan monitor yang independen. Dengan fitur ini, saya dapat mengatur kecerahan masing-masing monitor yang saya gunakan secara langsung lewat systray menu. Sebelumnya untuk mengatur kecerahan layar pada monitor-monitor eksternal musti dilakukan lewat tombol pada masing-masing monitor. Hotkey untuk kecerahan layar sekarang juga akan menunjukkan tingkat kecerahan masing-masing monitor saat dinaikkan atau diturunkan, bukan monitor laptop saja. Yah, secara keseluruhan sih, saya suka dengan update ini. Terasa sekali perbedaan signifikan untuk sebuah rilis mayor.
Untuk yang nanya, Plasma 6 kan udah rilis dari lama, kenapa baru update? Sekadar info, migrasi paket di Debian untuk KDE ini memang cenderung lebih lama dari paket-paket lain. Selain karena jumlah paketnya yang bejibun dan jumlah maintainer terbatas, biasanya sebelum masuk ke repo Debian, akan diuji sedemikian rupa untuk memastikan update ini nggak bikin sistem ambruk, sekalipun di Debian Sid yang dikenal unstable. Alhasil ya setelah masuk versi plasam 6.2.x barulah paket KDE Plasma terbaru ini disetujui untuk masuk repositori.
Akhirnya, terima kasih telah membaca sampai tuntas. Berikut beberapa tautan yang barangkali bisa dirujuk jika kamu mengapali problem serupa di atas;
Catatan Pasca Update ke Plasma 6