Kamen Rider Kuuga

Kamen Rider Kuuga

Ini merupakan tulisan pertama saya yang bertema kamen rider. Perlu digarisbawahi terlebih dahulu, ulasan ini tentu saja akan sepenuhnya subjektif dari perspektif saya, jadi sangat mungkin tidak sesuai dengan apa yang teman-teman pembaca harapkan. Selamat membaca :")

Mengapa Kuuga?

Faktanya, Kuuga bukanlah kamen rider pertama yang saya tonton. Sebelum menonton Kuuga, saya sempat mengikuti (meskipun ingatan saya kala itu masih sangat lamat-lamat) Kamen Rider Black RX, namun entah mengapa momen itu kurang begitu membekas di benak. Meski demikian, dari Black RX inilah saya mulai tertarik dengan pahlawan super yang lazim dikenal sebagai Satria Baja Hitam.

Fakta lainnya, setelah Kuuga saya juga sempat mengikuti beberapa serial kamen rider lain kala itu. Meskipun sangat terbatas (karena hanya mengandalkan televisi), namun setidaknya saya memiliki banyak referensi lain soal kamen rider selain Kuuga. Lebih jauh lagi, di usia-usia remaja, saya makin banyak tahu bahwa varian kamen rider itu jumlahnya ada banyak, lebih dari yang pernah saya tonton di televisi, dan saya pun akhirnya menonton beberapa serial tersebut. Pun demikian, nyatanya saya tetap memilih Kuuga sebagai kamen rider favorit.

Pernyaannya adalah, mengapa Kuuga? Dari sisi kekuatan, barangkali Kuuga tak se-wow kamen rider-kamen rider terkini. Karena penasaran (dan kangen), di akhir tahun kemarin saya sempatkan untuk menonton ulang episode demi episode serial Kuuga tersebut. Akhirnya, saya pun menemukan beberapa kemungkinan, dan barangkali dapat saya jadikan alasan, mengapa serial ini mempunyai kesan tersendiri untuk saya.

Pembangunan Karakter Godai yang Sangat Rapi

Godai, sebagai karakter utama dalam serial ini, pada mulanya hanyalah seorang laki-laki biasa yang gemar bertualang. Pada insiden kebangkitan Grongi, secara tidak sengaja ia mendapat semacam penglihatan tentang seorang prajurit yang bertempur melawan sesuatu. Penglihatan itu makin jelas ketika ia mendekati sabuk Kuuga yang masih berupa batu.

Henshin pertamanya dimulai ketika ia berusaha untuk menyelamatkan rekannya, Sawatari Sakurako, dan beberapa anggota kepolisian yang diserang oleh Grongi berwujud laba-laba. Untuk yang belum tahu, Grongi adalah musuh yang harus dihadapi Kuuga dalam serial ini, detailnya silakan cari sendiri. Pertama kali henshin, Godai tak serta merta menjadi kuat begitu saja. Bahkan, perubahan yang terjadi pada dirinya seolah tak menghasilkan perbedaan apa-apa selain staminanya bertambah. Reaksi Godai pun sangatlah manusiawi, cemas, takut, ragu-ragu, dan sejenisnya.

Sifat keseharian Godai pun sangatlah natural, tidak dibuat berlebihan sebagaimana serial-serial kamen rider lain yang kalau pinter, pinter banget, kalau goblok/konyol juga kebangetan. No! Porsinya sangat pas dan terasa sangat alamiah. Adegan bertarungnya pun sungguh menegangkan. Terlepas pada masa itu, barangkali aja sih, efek video belum begitu bagus seperti sekarang, namun pertarungan jarak dekat antara Kuuga dan para Grongi ini menjadi nilai lebih. Pada episode pertama misalnya, adegan helikopter merupakan salah satu adegan yang benar-benar luar biasa untuk sebuah episode pembuka. Sampai hari ini pun, adegan tersebut masih membuat saya terpukau, sekalipun dibuat dengan efek yang sangat biasa.

Dinamika karakter Godai dari episode ke episode dapat dilihat secara perlahan. Dimulai ketika ia mendapat berubah dalm bentuk dasar, mighty, dragon, pegasus, titan, rising form dari masing-masing form tersebut, amazing mighty, hingga ultimate Kuuga, semuanya terjadi secara halus dan sama sekali tidak dipaksakan. Mengapa? Karena untuk mendapatkan kekuatan baru, Godai haruslah mati-matian memahami tubuhnya dan tidak serta merta ia dapatkan begitu saja.

Jika teman-teman mengikuti seluruh episode dari kuuga ini, disadari atau tidak sosok Godai ini ditampilkan dalam banyak sudut pandang. Sebagai petualang, seorang kakak, murid, kawan Sawatari, rekan polisi, dan tentu saja seorang petarung. Seluruhnya juga diceritakan dengan sangat halus. Dengan demikian, sosok Godai dapat benar-benar dipahami secara utuh.

Selain Godai, tokoh-tokoh lain seperti Ichijo dan Sawatari juga memiliki peranan yang sama sekali tak bisa diabaikan. Dengan kata lain, seorang Kuuga tidak akan dapat berkembang andai Sawatari bukanlah seorang arkeolog andal dan Ichijo bukan seorang polisi yang idealis. Dalam serial ini, Kuuga memanglah satu-satunya rider yang bertarung melawan musuh, berbeda dengan series selanjutnya yang memiliki rekan. Namun hal tersebut tak membuat Kuuga menjadi tokoh yang terlalu sentral. Peranan dan kisah-kisah tokoh di sekitarnya pun dihadirkan dengan porsi yang sangat pas.

Kodrat Kamen Rider

Sebagai mana namanya, seorang kamen rider memang sudah semestinya adalah seorang pengendara motor. Selain itu, sudah menjadi keharusan, bagi saya, kalau motor dalam serial kamen rider itu memiliki porsi yang cukup banyak. Bukan hanya selingan atau tampil hanya di klip pembuka saja.

Serial Kuuga memberikan hal tersebut. Bahkan dalam perjalan cerita serial ini, motor Kuuga pun mendapat beberapa sentuhan khusus. Pertama, kendaraan biasa yang bisa dipakai sehari-hari namun dapat berubah bentuk ketika disentuh oleh Kuuga. Motor biasa ini pun mengalami pembaruan, pada episode awal Kuuga menggunakan motor bernama TryChaser. Namun karena motor ini mengalami kerusakan parah akhirnya, ia mendapat kendaraan baru dari Ichijo bernama BeatChaser. Kedua, motor Kuuga tersebut dapat berkolaborasi dengan dengan sebuah armor bernama Gouram, hal ini semakin mengukuhkan posisi motor sebagai salah satu senjata utama untuk bertarung. Bahkan pada episode 32–32, Kuuga diharuskan duel motor dengan Grongi bernama Go-Bada-da (Grongi nomor 41 kalau ngga salah, tolong koreksi).

Pertempuran dengan menggunakan Gouram pun tak hanya sekali dua kali dilakukan. Tentu saja hal ini menjadikan Kuuga sebagai Real Rider in Kamen Rider series

Terlepas konon sekarang izin syuting menggunakan motor di Jepang cukup sulit, namun untuk saya, motor tak semestinya hanya jadi hiasan di serial kamen rider.

Power Up yang Tak Membosankan

Sering nggak sih temen-temen nemuin di beberapa serial kamen rider, apabila telah mendapat kekuatan baru maka kekuatan itu akan terus-terusan dipakai untuk melawan musuh-musuh selanjutnya? Nah, hal-hal seperti itu terkadang serasa membosankan, meskipun ya tentu tak bisa dipungkiri bahwa itu memang digunakan sebagai alat promosi penjualan mainan.

Berkaitan dengan hal tersebut, ada hal cukup menarik di serial Kuuga. Yakni fakta bahwa masing-masing form memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sebut saja mighty form yang stabil antara kecepatan dan kekuatan, namun tak memiliki senjata apapun. Dragon form, memiliki tingkat kecepatan tinggi namun mengurangi kekuatan fisiknya. Titan form, memiliki kekuatan lebih namun harus dibayar dengan menurunnya kecepatan serangan. Pegasus form, memiliki kekuatan indra namun berakibat pada penurunan daya tubuh, sehingga tidak dapat digunakan dalam waktu yang lama, dan seterusnya.

Adanya kelebihan dan kekurangan dari masing-masing form tersebut. Hal ini tentu saja mengharuskan Godai untuk berpikir dan membuat strategi penuh terkait form seperti apa yang harus ia gunakan untuk melawan musuhnya saat ini. Dengan demikian, form terbaru bukanlah form yang akan melulu digunakan begitu saja ketika melawan musuh. Rising Mighty form misalnya, hanya akan digunakan ketika kondisi daerah sekitar pertarungan benar-benar steril dari penduduk, karena efek ledakan dari tendangannya dapat menghancurkan satu kota (mungkin lebih).

Baiklah, mungkin fakta di atas tak membuat Kuuga lantas menjadi rider terkuat, bila dibandingkan misalnya dengan rider-rider saat ini, namun justru itulah hal yang yang membuat Kuuga semakin menarik, kewajaran.

Kisah Percintaan

Kuuga

Meskipun bukan sebuah hal yang ditonjolkan dalam serial ini, ketika saya menonton ulang serial Kuuga, saya menemukan beberapa hal yang membuat saya gemes maksimal dengan Godai Yusuke yang sama sekali tidak peka dengan perasaan Sawatari. Tentu saja ketika saya kecil tak pernah memperhatikan hal ini, karena masih polos soal cinta-cintaan.

Padahal nih kalau diperhatikan dengan lebih cermat, gestur dari Sawatari ini cukup kuat untuk disebut “naksir dan berharap” pada Godai, namun sepertinya memang sengaja untuk tidak ditampilkan secara gamblang. Namun, di sekitar episode 48 bisa ditangkap jelas bagaimana perasaan Sawatari ketika Godai berpamitan sebelum pertempuran akhir dengan Daguva. Pas nonton adegan ini rada baper sih sebenernya, ahahaha. Kisah percintaan yang benar-benar menjadi misteri tersendiri dalam serial Kuuga.

Dan Akhirnya …

Serial Kuuga diakhiri dengan dengan pertempuran mati-matian antara Kuuga dan Daguva. Pertempuran ini agak-agak ngeri sih sebenere untuk anak-anak, karena mereka beneran adu tonjok hingga berdarah-darah. Kalau temen-temen cermat, salju di sekitar area pertempuran mereka pun berubah menjadi kemerahan karena darah mereka berdua.

Eh, kok kamen rider berdarah? Nggak pakai cipratan api? Nggak, di final fight ini Kuuga memang sempat bertempur dengan ultimate form, namun saking sengitnya mereka berdua kembali ke wujud manusia dan tetap bertarung hingga salah satu dari mereka mati. Ngeri-ngeri gimana gitu sih emang.

Daguva, atau N-Daguva-Zeba merupakan antagonis utama dalam serial ini, dengan kata lain dia adalah pemimpin para Grongi. Daguva ini rada-rada unik sebenarnya, karena di tengah-tengah cerita ia malah menghabisi 150-an Grongi hanya karena ia tida menyukai Grongi tersebut (karena lemah juga sih). Si Daguva ini menganggap Kuuga adalah rival yang akan menghibur karena memiliki kekuatan yang besar. Itulah yang kemudian menjadi alasan mengapa ia tak menghabisi Kuuga ketika masih di awal-awal. Tampilan daguva ini keren banget sih. Dari beberapa yang pernah saya baca, lupa di mana, Daguva ini memiliki tiga bentuk. Pertama Imperfect form, yang muncul di awal-awal episode, kedua human form, dan terakhir complete form yang muncul di final fight.

Di episode-episode terakhir juga beberapa tokoh kenalan Godai Yusuke dimunculkan kembali. Masing-masing mengenang apa yang telah Godai berikan. Ini episode rada-rada nyesek sih, orang yang biasanya tiap hari kita liat berkeliaran ke sana ke mari sekarang tak muncul lagi. Godai mati? Bukan, namun melanjutkan langkah untuk bertualang. Di episode terakhir juga disebutkan bahwa Godai memiliki 2000 kemampuan (yang dilatihnya satu per satu), dan kemampuan pertamanya adalah memberikan senyuman.

Yeps, “senyuman” memang kadang terdengar konyol atau lebai, tapi saya pribadi meyakini bahwa senyuman itu adalah hal sederhana yang dapat memberikan dampak luar biasa.

Pada akhirnya, tanpa saya sadari beberapa hal dari Kuuga ikut terbawa dalam keseharian saya. Barangkali karena memang film ini terlalu membekas dipikiran kanak-kanak saya kala itu sehingga secara tidak langsung nilai-nilai yang ada di dalamnya terbawa dan ikut andil dalam cara pandang atau perilaku saya sehari-hari.

Kuuga mungkin bukan kamen rider yang terbaik yang pernah ada, bukan kamen rider terkuat, dan memiliki penggemar semilitan beberapa kamen rider lain. Namun saya meyakini, banyak orang di luar sana yang, entah disadari atau tidak, kemungkinan mendapat inspirasi dari serial ini.

Fyi, sekarang saya sedang mengerjakan tugas akhir, dan topik skripsi yang saya kerjakan berkaitan dengan naskah kuno. Apakah mungkin jalan ini saya pilih karena saya kagum dan terinspirasi dari Sawatari? Bisa jadi :")

maapin kalau fales :"(

Penulis

Rania Amina

Diposting pada

2019-07-28

Diperbarui pada

2019-07-28

Dilisensikan di bawah

CC BY-NC-SA 4.0

Komentar